Pengungkapan: Tulisan ini memuat tautan afiliasi, yang berarti kami dapat memperoleh komisi jika Anda membeli melalui tautan kami tanpa biaya tambahan bagi Anda.
Pengambilan Kunci
- Metonimi mengganti sebuah kata dengan konsep terkait, berdasarkan asosiasi dan bukan hubungan bagian-keseluruhan.
- Sinekdoke melibatkan penggunaan bagian untuk mewakili keseluruhan, atau sebaliknya, menciptakan substitusi yang lebih literal.
- Sementara metonimi bergantung pada petunjuk kontekstual, sinekdoke bergantung pada bagian dan keseluruhan fisik atau konseptual.
- Keduanya memperkaya bahasa, tetapi penerapannya berbeda secara signifikan dalam perangkat sastra dan retorika.
- Memahami perbedaan ini membantu dalam menganalisis pidato, sastra, dan komunikasi sehari-hari secara lebih tepat.
Apa itu Metonimi?
Metonimi adalah kiasan di mana satu kata atau frasa menggantikan kata atau frasa lain yang sangat erat kaitannya. Metonimi bergantung pada hubungan atau koneksi antara konsep, bukan pada bagian fisiknya.
Substitusi Berbasis Asosiasi
Dalam metonimi, istilah terkait mewakili suatu objek atau ide, seperti penggunaan "mahkota" untuk merujuk pada monarki. Asosiasi ini membuat ekspresi tersebut menjadi lebih hidup dan terkadang lebih berdampak.
Orang-orang menggunakan metonimi dalam bahasa sehari-hari untuk menyederhanakan ide-ide yang rumit, seperti mengatakan “Gedung Putih mengumumkan” alih-alih “Presiden mengumumkan.”
Makna Berdasarkan Konteks
Makna metonimi sangat bergantung pada konteks, di mana kata-kata di sekitarnya menjelaskan referensi yang dimaksud. Meskipun tidak lengkap, diperlukan pengetahuan budaya bersama untuk memahaminya.
Misalnya, “Hollywood” dapat merujuk pada industri film Amerika, berdasarkan hubungan geografis dan budayanya, bukan bagian fisik kota tersebut.
Penggunaan Sastra Umum
Penulis menggunakan metonimi untuk menciptakan gambaran yang jelas atau menekankan ide-ide tertentu tanpa menyebutkannya secara eksplisit. Meskipun tidak lengkap, metode ini menambahkan lapisan makna pada teks.
Perangkat ini memungkinkan penulis untuk membangkitkan konsep yang lebih luas melalui istilah-istilah tertentu, memperkaya pengalaman pembaca dengan referensi yang bernuansa.
Contoh dalam Media dan Pidato
Dalam politik, frasa seperti "pena lebih kuat dari pedang" menggunakan metonimi untuk melambangkan pengaruh dan kekuasaan. Ini adalah alat untuk bahasa yang persuasif dan puitis.
Ungkapan-ungkapan seperti itu mengandalkan asosiasi yang familier, membuat pesan menjadi mudah diingat dan berdampak pada beragam audiens.
Apa itu Synecdoche?
Sinekdoke adalah kiasan yang menyatakan bahwa sebagian dari sesuatu mewakili keseluruhan, atau keseluruhan melambangkan sebagian. Sinekdoke membangun hubungan fisik atau konseptual antara keduanya.
Bagian untuk Keseluruhan, Keseluruhan untuk Bagian
Penggunaan segmen untuk menunjukkan keseluruhan objek merupakan hal yang umum, seperti "roda" yang merujuk pada mobil. Sebaliknya, keseluruhan dapat mewakili sebagian, seperti "hukum" yang mewakili penegakan hukum.
Pendekatan ini menekankan karakteristik fisik atau unsur-unsur penting, menciptakan hubungan yang lebih nyata dalam ucapan atau tulisan.
Hubungan Fisik dan Konseptual
Sinekdoke berfokus pada bagian-bagian yang terlihat atau fitur-fitur tertentu, seperti “tangan” bagi para pekerja, yang menonjolkan pentingnya atribut fisik.
Ia juga dapat melambangkan ide yang lebih luas, seperti “mahkota” yang melambangkan otoritas kerajaan, yang menghubungkan simbol fisik dengan konsep abstrak.
Penggunaan dalam Sastra dan Retorika
Penulis menggunakan sinekdoke untuk membangkitkan gambaran dan memperdalam makna, untuk menciptakan deskripsi yang berkesan atau menekankan kualitas tertentu.
Dalam pidatonya, ia mengklarifikasi konsep yang rumit dengan cepat, seperti merujuk pada “bendera” untuk membangkitkan patriotisme dan identitas nasional.
Contoh dunia nyata
Laporan media mungkin mengatakan “jas” merujuk pada pebisnis atau eksekutif perusahaan, dengan fokus pada pakaian mereka sebagai pengganti peran mereka.
Demikian pula, “pasukan di lapangan” menunjukkan tentara yang sedang beraksi, menggunakan bagian tubuh untuk mewakili personel yang terlibat dalam operasi.
Tabel perbandingan
Berikut adalah tabel yang menggambarkan perbedaan dan persamaan utama antara metonimi dan sinekdoke dalam berbagai aspek:
Aspek | Metonim | Sinekdoke |
---|---|---|
Dasar substitusi | Konsep atau asosiasi terkait | Hubungan bagian-keseluruhan |
Koneksi fisik | Biasanya abstrak atau simbolis | Bagian fisik atau terlihat |
Ketergantungan pada konteks | Tinggi, bergantung pada petunjuk budaya atau situasional | Kurang tergantung, berdasarkan pada bagian-bagian yang nyata |
contoh | “Gedung Putih” untuk Presiden | “Roda” untuk mobil |
Lingkup penggunaan | Lebih umum dalam percakapan sehari-hari dan periklanan | Lebih sering terjadi dalam konteks sastra atau retorika |
Kompleksitas hubungan | Kurang langsung, lebih konseptual | Lebih langsung, terlihat jelas secara visual |
Tujuan ilustrasi | Menyederhanakan atau menekankan asosiasi | Menyorot elemen fisik atau struktural |
Contoh dalam idiom | “Mahkota” untuk monarki | “Semua tangan di dek” untuk pelaut atau pekerja |
Hubungan dengan simbolisme | Seringkali bersifat simbolis atau metaforis | Biasanya literal atau fisik |
Penggunaan dalam puisi | Menciptakan makna berlapis | Menciptakan gambar yang jelas dan konkret |
Perbedaan Utama
- Dasar substitusi terlihat jelas dalam metonimi melalui konsep terkait, sedangkan sinekdoke bergantung pada bagian fisik atau keseluruhan.
- Hubungan dengan fisik berputar di sekitar asosiasi abstrak dalam metonimi, tetapi melibatkan bagian nyata dalam sinekdoke.
- Ketergantungan pada konteks terlihat ketika metonimi membutuhkan isyarat budaya, sementara sinekdoke berdiri pada hubungan visual atau struktural.
- Ruang lingkup aplikasi berkaitan dengan penggunaan kiasan, puitis, atau retoris untuk metonimi dan lebih literal atau deskriptif untuk sinekdoke.
Pertanyaan Umum (FAQ)
Apakah ada kasus di mana metonimi dan sinekdoke dapat digunakan secara bergantian?
Meskipun beberapa ungkapan mungkin tampak serupa, namun ungkapan-ungkapan tersebut memiliki tujuan retorika yang berbeda. Biasanya, konteks menjelaskan perangkat mana yang digunakan, tetapi ungkapan-ungkapan tersebut jarang dapat menggantikan secara sempurna, karena perbedaan mendasarnya.
Bisakah satu frasa mengandung metonimi dan sinekdoke?
Ya, dalam kalimat kompleks, sebuah frasa dapat memanfaatkan kedua perangkat tersebut, seperti “The suits at the firm” di mana “suits” (sebagian) berarti pebisnis (keseluruhan), dan “the firm” dapat merujuk pada reputasinya (asosiasi).
Bagaimana perangkat ini memengaruhi evolusi bahasa?
Mereka memperkaya komunikasi dengan memungkinkan bahasa yang lebih ekspresif, padat, dan berlapis, beradaptasi seiring waktu dengan konteks budaya atau sosial baru, membentuk bagaimana konsep disampaikan.
Apakah perangkat ini lebih umum dalam jenis sastra atau pidato tertentu?
Metonimi kerap muncul dalam iklan dan pidato politik untuk membujuk atau membangkitkan emosi, sementara sinekdoke lazim dalam puisi dan cerita untuk menciptakan gambaran jelas dan penekanan.